Mengapa menggunakan HDD untuk backup?
Jika kamu pernah melihat server-server yang digunakan sebagai backup, kebanyakan dari mereka menggunakan HDD. Mengapa tidak SSD? Bukankah SSD jauh lebih cepat dan tahan lama? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu melihat lebih dalam mengenai kebutuhan utama dari penyimpanan backup dan perbandingan antara HDD dan SSD dalam konteks tersebut.
Salah satu alasan terbesar mengapa HDD masih mendominasi dunia backup adalah harga per gigabyte. HDD menawarkan kapasitas yang jauh lebih besar dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan SSD. Jika tujuan utama dari penyimpanan backup adalah untuk menyimpan data dalam jumlah besar dengan harga yang terjangkau, HDD jelas lebih unggul. Misalnya, dengan harga yang sama, kamu bisa mendapatkan HDD 8TB dibandingkan SSD yang hanya menawarkan kapasitas jauh lebih kecil di kisaran 1TB hingga 2TB.
Backup tidak selalu membutuhkan kecepatan super tinggi. Pada dasarnya, ketika melakukan backup rutin atau penyimpanan data arsip, kecepatan tulis dan baca yang ditawarkan oleh HDD biasanya sudah lebih dari cukup. Meskipun SSD menawarkan kecepatan baca/tulis yang jauh lebih cepat, kecepatan ini seringkali berlebihan dalam konteks backup, terutama untuk data yang jarang diakses. Dalam kebanyakan kasus, HDD dapat melakukan tugas ini tanpa kendala yang signifikan.
HDD telah terbukti lebih tahan lama dalam penyimpanan jangka panjang. Meskipun SSD dikenal lebih tahan terhadap guncangan dan tidak memiliki komponen bergerak, HDD tetap dianggap lebih andal untuk penyimpanan data arsip dalam jangka panjang. Ini karena SSD menggunakan sel memori yang secara bertahap dapat kehilangan muatan listriknya dari waktu ke waktu, terutama jika tidak dinyalakan dalam jangka waktu yang lama. Dalam skenario di mana data backup disimpan dan jarang diakses, HDD menawarkan keandalan yang lebih baik.
Jika terjadi kegagalan sistem, backup berbasis HDD sering kali lebih mudah diakses dan dipulihkan. Teknologi HDD sudah sangat matang dan didukung oleh banyak alat serta solusi pemulihan data, sehingga dalam situasi di mana terjadi kerusakan perangkat keras, peluang untuk memulihkan data dari HDD cenderung lebih besar. Di sisi lain, kerusakan SSD sering kali lebih sulit diperbaiki dan dapat menyebabkan kehilangan data yang lebih signifikan tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.
Sebagian besar data backup adalah cold data, yaitu data yang jarang atau bahkan tidak pernah diakses setelah disimpan. Untuk jenis data seperti ini, menggunakan SSD yang lebih cepat dan mahal tidak memberikan keuntungan yang signifikan. HDD memberikan solusi yang lebih efisien untuk menyimpan cold data dalam kapasitas besar dengan biaya yang rendah, yang sangat cocok untuk backup jangka panjang atau arsip.
Jadi itulah alasan kenapa sistem backup sebagian besar masih menggunakan HDD, dikarenakan harga, keawetan, dan kemudahan akses. Namun, mungkinkah di masa depan terdapat media untuk menyimpan data yang terjangkau dan tahan lama?